Senin, 24 November 2008

nge-Blog dengan menggunakan OpenOffice

Punya blog gampang-gampang susah. Gampang membuatnya, tapi susah untuk mengupdatenya (kalau g telaten hehehe..). Kalau tulisan yang ada di blog tersebut tidak di update tentu saja blog tidak menarik untuk dibaca. Ada banyak alasan kenapa begitu banyak blog yang ada tidak di update oleh pemiliknya. Salah satu alasannya adalah untuk mempost sebuah tulisan di blog tidak begitu mudah.

Bagi yang menggunakan OpenOffice dan punya account di salah satu penyedia layanan blog yang terkenal, mungkin bisa menggunakan extension OpenOffice untuk mempermudah kita dalam mempublish tulisan ke blog yang kita miliki. (Mungkin aplikasi M$ Office juga bisa tapi kan g free, cari yang mumer aja hehehe..)

Agar OpenOffice bisa mempublish tulisan secara langsung ke blog, gunakan extension “ Sun Weblog Publisher”. Setelah extension tersebut terinstall di OpenOffice, konfigurasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mempublikasikan blog. Untuk mengkonfigurasi extension gunakan Extension Manager yang ada di menu Tools. Setelah extension ini dikonfigurasi, kita bisa membuat tulisan untuk blog kita. Setelah selesai tinggal publish tulisan tersebut melalui menu “File > Send > To Weblog...”.

Extension ini bahkan juga bisa untuk mengedit tulisan yang telah diupload ke server. Caranya tinggal mengklik Tombol “Open Weblog Entry...” pada toolbar atau dengan melalui menu “File > Open Weblog Entry...”. Tunggu beberapa saat kemudian daftar tulisan yang ada di blog akan dimunculkan. Tinggal pilih tulisan yang akan diedit kemudian klik OK. Sekarang kita tinggal mengedit tulisan tersebut. Setelah selesai upload lagi tulisannya dengan menggunakan fasilitas “Send to Weblog...”, maka tulisan di blog akan di update.

Penggunaan extension ini memang cukup simple, blogger tidak perlu membuka web, login kemudian mengetik di webnya secara Online, tapi cukup secara offline dengan menggunakan OpenOffice. Extension ini bisa mengirimkan tulisan dalam format bold, italic,underline, bullet dan numbering (format akan tetap terjaga begitu sampai di blog). Tapi sayangnya gambar yang diembed di document OpenOffice tidak akan ikut di upload ke blog.

Semoga saja ini bisa menjadi penambah semangat dalam ngeblog....


Note :

  • baru dicoba pake Blogspot.com, yang lain belum

  • Tulisan ini dibuat/diupload menggunakan OpenOffice 3.0




Rabu, 12 November 2008

Pengenalan IP Address IPv4

Setiap komputer yang terhubung dalam sebuah jaringan/network akan memiliki minimal 1 buah IP Address. Layaknya sebuah No rumah, IP Address berfungsi memberikan identitas terhadap suatu komputer dalam jaringan agar komputer tersebut diakui dalam jaringan serta dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya. Saat ini ada 2 jenis IP Address, yaitu IP4v dan IP6v. Bahasan kali ini hanyalah tentang IP4v, sedangkan IP6v mudah-mudahan bisa dibahas lain waktu. IP Address merupakan informasi nomor identifikasi komputer yang terdiri atas 32 bit informasi dan terbagi dalam 4 seksi dimana masing-masing seksi terdiri atas 1 oktet (1 byte).

Contoh IP Address :
192.168.2.10 → Dalam format desimal
11000000 . 10101000 . 00000010 . 00001010 → dalam format biner
IP Address diatas termasuk dalam kelas C sehingga network ID-nya adalah 24 bit pertama dan selebihnya adalah host ID-nya.

Biasanya IP Address ini lebih sering di representasikan dalam format desimal dibandingkan dalam format biner (Tapi saya pribadi lebih mudah mengerti apabila menggunakan format biner). IP Address ini mengandung informasi network dan host. Informasi network yang terdapat dalam sebuah IP Address memberikan informasi group jaringan tempat mesin tersebut berada. Setiap mesin/komputer yang berada dalam network yang sama akan memiliki network address yang sama pula. Sedangkan informasi host merupakan nilai unik dalam setiap jaringan. Dalam sebuah netowrk tidak ada mesin yang memiliki informasi host yang sama. Lalu bagaimana cara menentukan network dan host terhadap sebuah IP Address? Untuk itu kita perlu mengenal pengelompokan IP Address terlebih dahulu.
IP Address digolongkan pada 5 jenis kelas yaitu class A, B, C, dan E. Tapi penggunaannya hanya populer pada 3 jenis kelas saja yaitu class A, B dan C. Untuk menentukan class dari sebuah IP Address, dapat dilihat dari 8 bit pertama dari IP address tersebut (segmen pertama dari IP Address). Misalnya IP class A memiliki rentang network ID antara 0 – 127. IP Class A IP Class A menggunakan 8 bit pertama sebagai network ID dan 24 bit berikutnya sebagai host IDnya

IP Class A
IP class A memiliki rentang antara 0.x.x.x -127.x.x.x. Tapi biasanya untuk network address 127 digunakan untuk loopback (untuk localhost) dan jarang digunakan sebagai IP address dalam jaringan. Dalam format binary range IP Class A adalah
0 0000000 = 0 s/d
0 1111111 = 128
Untuk 1 buah network class A dapat menampung sebanyak 224 - 2 host atau sebanyak 16.777.214 host. Mungkin jadi pertanyaan, kenapa dikurangi 2 pada perhitungan host diatas? Karena ada 2 buah IP yang di alokasikan untuk keperluan khusus yaitu untuk keperluan broadcast dan untuk keperluan network yaitu IP address yang pertama dalam network tersebut sebagai network address dan IP Address terakhir sebagai broadcast address. Misalkan IP address 123.3.2.10, maka IP Address tersebut merupakan IP Address class A dengan network address 123.0.0.0 dan broadcast address-nya 123.255.255.255.
IP Class A ini cocok digunakan untuk jaringan yang besar seperti di perusahaan-perusahaan besar.

IP Class B
IP Class B IP Class B menggunakan 16 bit pertama sebagai network ID dan 16 bit berikutnya sebagai host ID.
Class B memiliki rentang network antara 128.x.x.x – 191.x.x.x. Dalam format binary range IP Address class B adalah
10 000000 = 128 s/d
10 111111 = 191
Network class B dapat menampung sebanyak 216 - 2 host = 65.534 host.

IP Class C
IP Class C IP Class C menggunakan 24 bit pertama sebagai network ID dan 8 bit berikutnya adalah host ID.
Class C ini memiliki rentang network dari 192 – 223 atau dalam format binary memiliki rentang
110 00000 = 192 s/d
110 11111 = 223
Network class C mampu menampung maksimal 28 – 2 host = 254 host.
Network class C ini cukup banyak digunakan dalam intranet karena ukurannya yang kecil sehingga mudah untuk maintenance.

IP Class D dan Class E
Class D dan E IP Address class D dan E tidak lazim digunakan dalam jaringan.
IP class D dialokasikan untuk keperluan multicasting memiliki rentang IP dari 224 – 239. Sedangkan IP Address Class E dialokasikan untuk keperluan riset dengan rentang IP dari 240 – 254.